Posted on

SECRET BIBLE CODES; 77 Permainan Sandi Alkitab untuk Dipecahkan
Pengarang: Purnawan Kristanto
Penerbit : PBMR Andi
Tahun : 2007
Tebal : 143 halaman

Manusia adalah Homo Ludens (makhluk bermain). Maksudnya seorang pribadi yang ingin bertingkah laku secara bebas karena inti dan arti dari permainan adalah menyenangkan. Namun permainan yang terdapat dalam buku Secret Bible Code ini mempunyai daya gugah spiritual karena di dalamnya terdapat dua unsur yang bertentangan, yaitu serius dan santai. Serius karena Anda diajak untuk memperhatikan setiap kata dalam Alkitab. Santai karena Anda diajak untuk bermain. Dengan demikian Anda dapat mempelajari Alkitab secara menyenangkan.

Buku ini menyajikan banyak kode rahasia yang membuat Anda tertantang dan penasaran untuk segera memecahkannya. Jika Anda berhasil memecahkannya, di balik kode rahasia itu tersimpan pertanyaan dan soal. Setelah itu, Anda masih harus mencari jawabannya dalam Alkitab. Pertanyaan-pertanyaan dalam kode rahasia ini dibagi dalam enam kelompok, yaitu tokoh, kota, gunung, sungai, tumbuhan dan hewan.

Buku ini sangat bermanfaat untuk menguji pengetahuan Anda tentang Alkitab, memeriahkan acara persekutuan, komsel, KTB dan Sekolah Minggu. Wujudkanlah diri Anda sebagai makhluk bermain dengan memecahkan setiap kode rahasia itu!

TUHAN YESUS TIDAK TIDUR

Pengarang: Purnawan Kristanto
Penerbit : PBMR Andi
Tahun : 2007
Tebal : 218 halaman

Kecelakaan dan bencana alam yang bertubi-tubi mendera bangsa Indonesia mulai dari kecelakaan pesawat terbang, kapal laut, gempa bumi sampai lumpur Lapindo yang menggoreskan luka mendalam di benak sejumlah korban dan pa

ra penyintas (orang-orang yang selamat dari musibah). Berbagai peristiwa yang mengharu biru, kesaksian akan perlindungan dan keselamatan yang nyata dari Tuhan, dan kesadaran akan keterbatasan manusia di tengah bencana yang dahsyat ini menjadi inspirasi bagi penulis untuk menuliskan permenungan di balik setiap kejadian dan mengambil hikmahnya. Di balik bencana ada hikmah yang bisa dipetik walaupun pahit. Kita sudah selayaknya berserah dalam segala situasi kehidupan yang berubah tiada tentu.

Melalui “Tuhan Yesus tidak Tidur”, pembaca diajak menemukan mutiara ilahi di balik kepedihan dan di antara gelimang air mata kesedihan serta keputusasaan. Tidak hanya itu, penulis juga ingin mempersembahkan sekelumit kisah konyol ketika ia berkesempatan menjadi relawan untuk menolong para korban gempa di Yogya

77 Permainan Asyik jilid 1

Pernahkah Anda berpikir bahwa sebuah permainan juga mengandung unsur lain? Anda bisa juga memanfaatkan untuk melatih kerjasama antarpeserta, belajar bagaimana bersaing dengan sehat, menjalin persahabatan serta mengembangkan kepribadian.

Empat kategori permainan dalam buku ini akan membantu Anda untuk:

  1. Memecahkan suasana beku karena para peserta belum saling mengenal.

  2. Membangkitkan kembali semangat peserta yang telah drop

  3. Menguji tingkat pengetahuan peserta tentang Alkitab

  4. Menggairahkan pertemuan dengan permainan ketangkasan.

Di tengah maraknya dunia informasi, acara Sekolah Minggu, Persekutuan Pemuda dan lain-lain dapat tergeser apabila tidak dikemas secara menarik.

Buku akan menambah wawasan Anda untuk memeriahkan acara-acara tersebut.

77 Permainan Asyik 2

Pengarang: Purnawan Kristanto
Penerbit : PBMR Andi
Tahun : 2001

Tebal : 128 halaman

Ketika suasana tidak menyenangkan, terasa kaku dan membosankan, kita

membutuhkan suatu kesegaran baru. Lalu bagaimana cara kita menciptakan kesegaran itu?

Teknik permainan yang kreatif merupakan suatu cara yang dap

at digunakan

untuk menyegarkan kembali suasana seperti itu.

Beraneka permainan mulai dari memecahkan suasana yang kaku sampai permainan yang melibatkan aktivitas fisik dapat Anda temukan dalam buku ini.

77 Permainan Asyik ini Sengaja dikemas bagi Anda yang membutuhkan kesegaran baru.

77 Permainan Asyik Jilid 3

Pengarang: Purnawan Kristanto
Penerbit : PBMR Andi
Tahun : 2003
Tebal : 150 halaman
Pernahkah Anda berpikir bahwa ternyata kartu bekas, kulit telur, sedotan dan lain-lain bisa digunakan untuk permainan?

Nah, “77 Permainan Asyik 3” ini akan mengajak dan memberi isnpirasi Anda dengan bermain-main menggunakan alat yang sangat mudah ditemukan di sekitar Anda.

Semua permainan yang ada dalam buku ini dirancang sebagai kita jitu untuk mencairkan suasana beku; khususnya untuk memeriahkan acara Natal, Paskah,

Tahun Baru, Ulang Tahun, perayann Valentine.

Dengan demikian, acara yang telah Anda rancang pun akan terasa semakin seru!

100 Permainan Asyik

Pengarang: Purnawan Kristanto
Penerbit : PBMR Andi

Seringkali kita kebingungan ketika sedang memimpin sebuah acara, tetapi

suasananya terlihat kaku. Peserta seakan asyik dengan diri mereka sendiori atau mereka tidak bergairah sehingga kita kesulitan menarik perhatian mereka terhadap acara yang kita kemas.

Apakah Anda juga merasa demikian? Jika ya, Anda sebaiknya memilih biku ini karena buku 100 Permainan Asyik ini akan mencairkan kebekuan suasana dengan tiga jenis permainan: Permainan Spontan, Permainan dengan persiapan, permainan yang dirancang untuk tujuan tertentu

Humor Cinta

Pengarang: Purnawan Kristanto
Penerbit : PBMR Andi
Tahun : 2007
Tebal : 103 halaman

Seorang pemuda mendatangi mamanya dengan penuh semangat. Dia memberitahu bahwa sedang jatuh cinta pada seorang gadis. Dia ingin mengenalkan pacarnya itu pada Mamanya. “Supaya asyik, aku akan bawa 3 orang wanita. Nah, saya minta Mama menebak mana yang pacarku.”

Mamanya setuju.

Dan betul, hari berikutnya pemuda itu mengajak tiga wanita ke rumahnya. Setelah berbasa-basi sejenak, dia meminta Mamanya mulai menebak.

Dengan cepat Mamanya menebak, “Pasti yang di tengah!”

“Hebat. Bagaimana Mama bisa menebak dengan tepat?”

“Gampang saja. Mama tidak suka yang di tengah itu.”

Kehidupan pernikahan ternyata memiliki dinamika yang jauh berbeda dengan kehidupan lajang. Menyelaraskan dua insan dengan riwayat kehidupan masing-masing, bukanlah perkara gampang. Dibutuhkan kesediaan untuk berkorban dan kemampuan berempati di antara kedua pasangan itu.

Meski demikian, kehidupan pernikahan itu juga layak untuk dinikmati. Ada banyak kesenangan yang tidak didapatkan di dalam kehidupan lajang. Pasangan yang dapat menggali dan menikmati kesenangan ini, niscaya dapat melestarikan kehidupan pernikahan mereka.

Di dalam kehidupan pernikahan, humor merupakan alat yang ampuh untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. Dengan tertawa bersama, kita dapat mendayung bahtera keluarga dengan kayuhan yang ringan.

Melalui buku ini, pengarang ingin membagikan koleksi humornya. Cobalah membacanya bersama-sama dengan pasangan Anda, maka Anda akan merasakan atmosfir yang menyenangkan. Selamat berbahagia.

Serial Humor Ceria;

Judul:

  1. Ada Waktu untuk Tertawa (68 halaman)

  2. Sekali Lagi Kukatakan: Bersukacitalah (60 halaman)

  3. Tertawa Sehat (76 halaman)

  4. Tuhan Telah Membuat Aky Tertawa (56 halaman)

  5. Hati yang Gembira Membuat Wajah Berseri-seri (56 halaman)

  6. Aku Mau Bersukacita & Bersukaria karena Tuhan (47 halaman)

Pengarang: Purnawan Kristanto
Penerbit : Metanoia Jakarta

Kita seringkali menganggap kerohanian sebagai sesuatu yang serius. Apakah tidak ada sisi-sisi yang lucu dalam kehidupan kekristenan? Apakah tidak ada senyum dan tawa dalam kehidupan kekristenan?

Dalam buku ini penulis menyajikan cerita-cerita humor yang inspirasinya berasal dari tokoh-tokoh dalam Alkitab, dari kehidupan keristenan sehari-hari meupun kehidupan Kristen di dalam gereja.

Dalam buku ini penulis secara tersirat menyampaikan pesan bahwa kehidupan kekristenan juga mengandung senyum, tawa dan humor.

Dapatkan humor-humor yang 100 % rohani ini dalam buku serial “Humor Ceria” ini. Diterbitkan oleh Metanoia Jakarta.

77 Permainan Asyik

Pengarang: Purnawan Kristanto
Penerbit : Metanoia, Jakarta
Tebal : 96 halaman

Seringkali panjangnya acara dalam suatu persekutuan, seminar atau pun acara sejenis lainnya membuat peserta jenuh. Oleh karena itu, buku ini hadir untuk menawarkan kesegaran, membangkitkan semangat, melalui berbagai jenis permainan seru.

Buku ini berisi 77 Permainan yang dapat diaplikasikan dalam berbagai acara. Selain dapat membangkitkan semangat para peserta, mereka pun mendapatkan kesegaran yang baru.

77 Permainan [yang benar-benar] Asyik

Pengarang: Purnawan Kristanto

Tahun: 2007
Penerbit : Metanoia, Jakarta

Tebal : 92 halaman

Kebosanan, kelelahan dan kejenuhan seringkali menghinggapi para peserta acara seminar, persekutuan dan acara-acara yang sejenis. Tidak adanya variasi dan kurangnnya kreativitas dalam menyusun sebuah acaa dapat membuat peserta kurang bersemangat untuk mengikuti acara tersebut.

Mencoba memberikan solusi untuk masalah tersebut, buku ini menawarkan berbagai bentuk permainan asyik yang bisa digunakan sebagai ice breaker dalam persekutuan, seminar, atau acara lainnya. Jenis-jenis permainan yang ada dalam buku ini pun sudah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diterapkan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan acara yang Anda adakan. Peralatan yang dibutukhkan dalam permainan ini pun sederhana dan mudah dibuat atau ditemukan di lingkungan sekitar Anda.

Kiranya buku ini dapat memberikan tambahan kreativitas kepada Anda dalam menyusun suatu acara dan dapat membantu Anda menghilangkan kejenuhan dalam kegiatan-kegiatan yang monoton. Selamat bermain!

Misteri Gerbong Tua

Buku Fiksi untuk Remaja. Pernah memenangkan Juara Harapan III Penulisan Keagamaan tingkat Nasional, jenjang SMP yang diadakan oleh Departeman Agama, RI.

ANGIN malam berhembus semilir mengelus pipi dan telinga Dani. Terasa dingin menyentuh kulit. Tiba-tiba, seluruh bulu kuduk Dani berdiri. Namun begitu, hawa dingin itu seolah tak mampu menghapus titik-titik keringat yang bertebaran di keningnya. Dengan perlahan-lahan Dani menapaki bentangan rel kereta api yang diterangi sinar bulan purnama. Dia menengok ke kanan dan ke kiri. Suasana sangat sepi. Hanya terdengar suara jangkerik dari balik rerumputan. Tidak terlihat ada sosok orang di sekitar tempat itu.

“Mengapa sih aku tadi memilih lewat sini,” keluh Dani dalam hati, seolah menyesali keputusannya. Sayangnya, memang hanya itulah jalan pintas terdekat untuk pulang ke kamar kos-nya. Biasanya dia pulang naik bis kota. Tapi hari itu dia kemalaman karena harus mengurus perizinan untuk mengumpulkan bahan tulisan tentang anak-anak jalanan di stasiun Lempuyangan. Padahal jika sudah lewat pukul delapan malam, semua bis kota di Jogja sudah masuk garasi. Tidak ada satu bis pun yang beroperasi. Bis kota baru akan ada pada pukul setengah enam pagi. Kalau sudah begini, dia hanya punya tiga pilihan: naik taksi, naik becak atau jalan kaki. Dani memilih yang terakhir. Alasannya sederhana saja, duitnya sudah cekak alias menipis. Transfer uang dari orang tua yang ada di Kupang baru akan datang sepuluh hari lagi.

Jantung Dani berdegub semakin kencang ketika langkah-langkah kakinya semakin mendekati gerbong tua di belakang gudang semen. Dani sudah sering mendengar cerita seputar gerbong itu. Kata orang-orang, gerbong itu dihuni oleh roh halus. Menurut kabar burung, roh-roh itu adalah para arwah dari penumpang yang tewas ketika gerbong itu bersama rangkaian kereta lainnya bertabrakan di Cirebon tiga tahun lalu. Beberapa orang mengaku pernah melihat penampakan tubuh korban dengan wujud yang mengerikan.

Dani bergidig membayangkan semua itu. Ia berusaha menepis bayangan itu dari pikiranya.

“Mengapa aku harus takut? Toh, semua makhluk di dunia ini adalah ciptaan Tuhan. Kalau aku percaya pada Tuhan, aku tidak akan apa-apa,” kata Dani dalam hati, “Tuhan, tolong aku!”

Setelah berdoa, hati Dani mulai tenang. Dia melangkahkan kaki dengan mantap melintas di samping gerbong tua. Dari sudut matanya, dia melihat di bawah gerbong itu ada kemenyan, taburan bunga, dan sisa sesajen dari orang yang mengeramatkan tempat itu. Memang ada beberapa orang yang sering semedi di tempat itu untuk mencari kesaktian. Ada juga yang minta nomor togel. “Ada-ada saja,” batin Dani sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Di zaman teknologi yang canggih, masih banyak orang yang percaya pada takhayul, kata Dani lagi.

Semakin mendekati gerbong itu, Dani semakin bisa melihat sosok gerbong itu yang terkesan dingin, angkuh dan suram. Atap gerbong berkilau keperak-perakan ditimpa sinar bulan. Sinarnya menghujam tepat tegak lurus dari langit. Terlihat ada lingkaran besar di langit yang mengelilingi bulan purnama. Dani lalu teringat suatu mitos yang mengatakan kalau terbentuk cincin seperti itu di langit, berarti ada orang yang bunuh diri. “Padahal itu ‘kan efek Halo,” sanggah Dani dalam hati sambil mengingat pelajaran tentang Astronomi. Meski tahu asal-usulnya, tak urung Dani merasa merinding juga, karena lingkaran itu menciptakan pemandangan yang magis.

Dani lalu menyapukan pandangannya ke dinding gerbong. Kaca-kaca gerbong itu sudah pecah-pecah bekas dilempari oleh tangan-tangan ysng iseng. Cat gerbong juga sudah mengelupas di sana-sini dan kusam, ditimpa coretan cat semprot yang bertuliskan nama-nama geng anak remaja.

Tinggal sepuluh langkah lagi, Dani bisa membelok di ujung gerbong lalu masuk ke gang sebuah kecil. Ujung gang itu langsung sampai di stadion Kridosono. Dari situ dia bisa berjalan lurus ke Utara sampai di simpang empat Korem, kemudian belok kanan masuk ke kampung Sagan. Di situlah dia menyewa kamar kos. Begitulah rencananya.

Dengan setengah berlari, Dani segera berbelok di pojok gerbong. Dia ingin cepat-cepat meninggalkan tempat yang misterius ini.

“Wooooaaaa….!”

Tiba-tiba Dani berteriak keras. Dia hampir saja menabrak sosok manusia. Untuk sesaat lututnya terasa gemetar. Dadanya berdegub kencang. Di hadapannya berdiri seorang pria yang memakai mantel panjang lusuh. Rambutnya yang panjang menyembul di balik topi pelaut yang menutup kedua telinganya. Kumis dan jenggotnya memanjang karena tidak dicukur berhari-hari. Mata pria itu menatap tajam ke arah Dani. Sorot matanya itu setajam jarum jahit yang seolah-olah menghujam tepat di membelah ulu hati Dani. Saat itu, Dani merasa seperti seekor tikus yang sedang terpergok oleh kucing. Dia hanya bisa berdiri mematung, tidak berani bergerak sedikitpun. Untuk beberapa saat, kedua orang itu berdiri berhadap-hadapan tanpa bersuara.

Tiba-tiba pria itu menangkap tangan kanan Dani. Telapak tangan pria itu terasa dingin dan mencekal tangan Dani dengan kuat.

“Hei, ngapain kamu di sini!” hardik pria itu.

Dani ingin menjawab tetapi suaranya tercekat di tenggorokan. Dia menengok kiri -kanan, tetapi tidak ada orang lain di sekitar itu.

“Hey, kamu tuli ya?!!” bentak pria itu lagi.

“Eh…ti…ti…tidak, pak?” jawab Dani tergagap.

“Tidak apa?!!”

“Tidak tuli, pak”

“Kalau tidak tuli, mengapa tidak menjawab pertanyaanku tadi?” bentak pria itu lagi. Suaranya lantang dan menakutkan.

“Eh, anu…saya mau pulang,” jawab Dani dengan nada yang bergetar.

“Bohong! Di sini bukan jalan umum. Kamu pasti cari-cari sesuatu di sini,” kata pria itu masih dengan suara yang keras. Pria itu semakin kuat menggenggam tangan Dani. Dani berusaha berontak, tapi kalah kuat. Dani lalu melirik ke tangan pria itu. Lengannya memang kokoh dan berotot. Dia merasa bahwa tidak mungkin menyamai kekuatannya. Sekilas Dani melihat bahwa di punggung telapak tangan pria itu ada goresan tattoo bergambar burung hantu.

“Sungguh, pak. Saya tidak bohong. Soalnya di sini ada jalan pintas. Saya mau pulang ke Sagan,” jawab Dani dengan setengah menghiba.

“Betul, kamu tidak mencari sesuatu di sini?”

Dani menggelengkan kepalanya cepat-cepat.

Pria itu lalu melepaskan genggamannya, “Ya sudah pulang sana. Tapi jangan berkeliaran lagi di sini, ya! Awas, kalau aku melihat kamu ada di sekitar sini lagi!” Tanpa menunggu perintah yang kedua kalinya, Dani segera berlari meninggalkan tempat itu. Dia menembus kegelapan gang yang menuju stadion Kridosono.

Sesampai di Kridosono, Dani berhenti berlari. Napasnya terengah-engah. Keringat membasahi kaosnya. Dia duduk sebentar di bangku warung bakso yang sudah tutup untuk menenangkan perasaannya. Untung, dia masih menyimpan botol berisi air putih. Dani menenggak langsung dari botolnya, sambil menata degup jantungnya. Setelah agak tenang, dia meneruskan perjalanan pulang menuju ke kos-nya.


Baca Tulisan lainnya di blog Purnawan Kristanto [http://purnawan-kristanto.blogspot.com
]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *