Posted on

Seorang perempuan di Solo ditinggalkan suaminya yang menikah lagi. Dia harus mengurus enam anak yang masih kecil, padahal penghasilannya pas-pasan. Berkat kegigihan dan keuletannya, akhirnya semua anaknya bisa mandiri meski hidup sederhana.

Menjelang usia  senja, mantan suaminya ini sakit parah dan ditinggal pergi oleh istrinya dalam keadaan sekarat. Tidak ada yang merawatnya. Mendengar kabar ini, perempuan Solo ini membuat keputusan yang mengejutkan. Dia menjemput mantan suaminya ini dan membawanya pulang ke rumah. Banyak orang yang tidak habis mengerti perbuatannya. Bahkan anak-anaknya pun memprotes ibunya karena mereka masih sakit hati atas tingkah bapaknya. Namun perempuan ini tetap kokoh pada pendiriannya. Dia merawat pria yang pernah mengkhianati dirinya dengan penuh kasih sampai akhirnya mantan suaminya meninggal dunia.

“Mengapa ibu melakukan itu?” tanya pendetanya kagum.

“Entahlah pak. Saya hanya merasa harus melakukannya saja,” jawabnya.

“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yohanes 15:12)

Setiap pengikut Kristus pasti mengasihi orang lain. Ini adalah sebuah keniscayaan karena setiap pengikut Kristus pasti berada dalam lingkup kasih-Nya.  Perempuan Solo ini tidak bisa menjawab dengan kata-kata mengapa dia memutuskan untuk merawat pria yang menyakiti hatinya. Itu adalah sebuah tindakan kasih. Sebuah perbuatan yang didorong oleh kasih sudah cukup untuk menunjukkan bahwa dia adalah pengikut Kristus.

Tengoklah sekitar Anda! Apakah ada yang sedang membutuhkan kasih? Ulurkan tangan Anda untuk merengkuhnya [Purnawan].

 

 

 

SMS from God: Hukum “mata diganti mata” hanya akan membuat dunia ini menjadi buta—Mahatma Gandhi