Posted on

 

Sesekali waktu, keluarga kami mencari makan malam di luar. Sebelum berangkat kami biasanya mendiskusikan akan makan di mana. Bagi Kirana (4,5 tahun), anak kami, kriteria utama tempat makan adalah jarak. Dia selalu memilih tempat makan yang jauh. Semakin jauh, dia merasa semakin senang, meski masakannya biasa saja. Sebaliknya, walau masakannya enak, tapi kalau jaraknya dekat rumah, maka bagi Kirana tempat itu tidak asyik.

Rupanya bagi Kirana, acara makan malam itu bukan sekadar mengisi perut yang kosong. Perjalanan yang jauh dan lama merupakan kesempatan untuk berinteraksi di dalam keluarga. Acara makan malam adalah kesempatan bagi keluarga untuk bercengkerama.  Saat makan, Kirana hanya menyantap beberapa sendok. Namun itu sudah cukup memuaskannya.

“Betapa mengagumkan dan betapa menyenangkan apabila kaum keluarga hidup dalam kerukunan.” (Mazmur 133:1 FAYH)

Pemazmur mengatakan keluarga yang hidup dalam kerukunan memiliki suasana yang menyenangkan. Tidak hanya itu, keluarga yang rukun juga membuat orang lain kagum. Keluarga yang hidup rukun membuat anggota keluarganya selalu merasa rindu untuk pulang ke rumah. Theodore Roosevelt, mantan Presiden AS berkata,”Aku lebih suka melewatkan waktu bersama dengan keluargaku daripada dengan petinggi-petinggi dunia manapun.”

Di dalam keluarga yang rukun ini, Allah berjanji akan mencurahkan berkat-berkat-Nya dengan deras. Sederas embun yang mengalir dari gunung-gunung di Hermon menuju Sion. Setelah pulang bekerja, ke manakah Anda pergi? Apakah tak sabar untuk pulang ke rumah? [Purnawan]

 

SMS from God: tempat perteduhan yang paling menyenangkan adalah keluarga. Di sini kita bisa berperilaku apa adanya. Kita tidak perlu berpura-pura.