Posted on

Saya pernah menulis teknik “sandwich” yang dapat digunakan untuk mengkritik orang lain tanpa membuatnya sakit hati. Caranya, memulai dengan memberi pujian, diikuti dengan kritikan dan diakhiri dengan pujian.  Dengan kata lain, melapisi kritikan dengan dua pujian.

Ada satu lagi teknik serupa yang disebut teknik PLUMINEX. Pada saat akan melontarkan kritikan, mulailah dengan menyebutkan kelebihan(PLUs) orang tersebut. Kemudian menyampaikan kekurangannya(MINus). Langkah berikutnya adalah memberi saran untuk tindakan berikutnya (NEXt action) yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kekurangan tersebut.

Dengan teknik ini, kita dapat melontarkan kritikan secara efektif. Orang yang kita kritik tidak menjadi sakit hati, sebab unsur pujian dalam kritikan memberi pengertian padanya bahwa kita tidak sedang mengecamnya. Selain itu, dia juga merasa senang sebab menjadi tahu apa yang harus dilakukannya.

Namun sebelum Anda melontarkan kritikan, sebaiknya bertanya pada diri sendiri dahulu, “Untuk apa aku mengkritik dia?” Tanpa disadari, kita kadang mengkritik orang lain untuk menunjukkan bahwa diri kita lebih baik atau lebih hebat. Sebaiknya kita belajar dari Paulus. Tujuannya dalam memberi nasihat supaya orang itu dapat memiliki hati yang murni dan hati nurani yang suci, serta sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, dan dengan demikian mereka dapat mengasihi sesamanya [Purnawan].

SMS from God: Setiap melontarkan kritikan hendaklah untuk membangun, bukan menjatuhkannya.