Posted on

Kuasa Doa

Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, (Kolose 1:9)

Monica lahir dan dibesarkan oleh keluarga Kristen yang tinggal di Tagaste, Afrika Utara. Dia dinikahkan dengan seorang penyembah berhala. Suaminya selalu mengkritik kesalehan Monica. Meski begitu, Monica selalu setia mendoakan suaminya (Akhirnya doanya dijawab setahun sebelum Monica meninggal. Suaminya bertobat).

Monica melahirkan 3 anak. Yang sulung bernama Agustinus yang pertobatannya di kemudian hari banyak dikenang orang. Sewaktu muda, Agustinus dikenal sebagai anak yang suka memberontak. Pada usia 15 tahun dia sudah kumpul kebo dengan seorang wanita.

Agustinus muda menekuni fisafat Manicheism yang meyakini ada dua Pencipta. Pertama, Tuhan yang menciptakan semua hal yang baik. Kedua, Roh Jahat yang menciptaka semua hal yang buruk. Para pengikutnya yakin bahwa kedua “Pencipta” ini kedudukannya setara.

Agustinus belajar ilmu retorika dan mulai berkelana dari kota ke kota untuk mengajar dan berpidato. Ketika sampai di Milan Italia, dia mendengar khotbah Ambrose yang menyadarkan dia kembali pada Kristus. Beberapa tahun kemudian, Agustinus dibimbing oleh Ambrose, lalu dibaptis pada usia 33 tahun. Agustinus meninggalkan pasangan kumpul kebonya dan bertekad melayani Tuhan. Yang menarik, pertobatan Agustinus ini tak lepas dari peran Monica, ibunya. Selama Agustinus menjadi ‘domba yang hilang”, Monica selalu setia mendoakan anaknya.

Beberapa tahun setelah pertobatan Agustinus, Monica meninggal dunia. Sebelum meninggal, dia berkata pada Agustinus: “Nak, tidak ada di dunia ini yang menyamai sukacitaku. Saya tidak punya keinginan lainnya lagi karena sekarang semua pengharapanku sudah terpenuhi.” Apakah saat ini Anda sedang mendoakan seseorang? Jangan cepat merasa putus asa. Ingatlah Monica yang berdoa selama lebih dari 15 tahun, dan Tuhan baru menjawab doanya. (Wwn)

Baca Tulisan lainnya di blog Purnawan Kristanto [http://purnawan-kristanto.blogspot.com
]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *