Posted on

Selasa, 15 April 2008
Pulang dari menonton Solo Batik Carnival kami mampir dulu di warung makan “Malioboro”, depan alun-alun Mangkunegaran Solo. Kami memesan satu ayam goreng utuh untuk dimakan berenam. Kata isteri saya, ayam gorengnya lumayan enak.
Saat sedang bersantap, tiba-tiba HP isteri saya berbunyi. Bu Amik menelepon untuk menawarkan baby sitter. Memang ini yang sangat kami butuhkan saat ini. Selama ini kami memang kerepotan jika akan mengadakan pelayanan karena belum ada orang yang bisa momong Kirana.
Malamnya, bu Amik mengantarkan mbak Puji ke rumah pastori. Asalnya dari Gedangsari. Meski muslim, dia bercerita pernah ikut keluarga pendeta di Jogja. Tapi ketika ditanya pendeta dari gereja mana, dia tidak tahu.
Seperti biasa, Kirana tidak segera mau jika diajak oleh orang asing. Dia memberontak ketika mau digendong. Kami beritahu bahwa butuh waktu yang agak lama bagi Kirana untuk mengenal dan dekat pada orang yang masih baru. Makanya, kami minta supaya Mbak Puji mendekati dengan sabar saja.
Hari kedua, Kirana masih emoh dimomong mbak Puji. Tapi malamnya, dia sudah mau bercanda dengan mbak Puji, meski masih harus kami temani. Kami sudah mulai lega karena Kirana sudah mau dipasangi jepit pada rambutnya oleh mbak Puji. Tadi malam, Kirana berangkat tidur agak awal. Mungkin karena kecapekan dalam bercanda.
Pagi tadi, tiba-tiba mbak Puji minta pamit. Katanya, dia hanya biasa bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dia tidak telaten kalau momon anak kecil. Ya sudah. Meski dengan berat hati, kami antarkan dia pulang.

Baca Tulisan lainnya di blog Purnawan Kristanto [http://purnawan-kristanto.blogspot.com
]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *