Posted on

Hari terakhir diawali dengan kecelakaan kecil. Tim Mapala UNY yang bertanggungjawab menyelanggarakan aktivitas Flying Fox ternyata kesulitan memasang tali utama yang dipakai untuk meluncur peserta. Tali yang terpasang kurang tegang, sehingga ketika diberi beban manusia, tali tersebut mengendor sehingga orang tersebut hampir menyentuh tanah. Ini tentu berbahaya sebab peserta bisa terbanting ke tanah ketika meluncur dengan kecepatan tinggi.

Untuk itu, maka tim mapala meminta bantuan 10 remaja yang badannya kuat-kuat untuk menarik tali tersebut sehingga ketegangannya cukup kuat. Ditambah bantuan 10 remaja, kakak pembimbing, tim dari mapala dan penduduk setempat, maka jumlahnya mencapai 20-orang. Dengan sekuat tenaga mereka menarik tali tersebut kuat-kuat.

Setelah beberapa kali usaha keras, ternyata kemajuannya hanya sedikit-sedikit. Problemnya karena penarikan tali kurang serempak. Maka penarikan tali dilakukan lagi dengan satu komando dan pengerahan tenaga yang maksimal. Pada hitungan ketiga, mereka menarik tali dengan serempak dan mengerahkan segenap keluatan tenaga. Tapi celaka….ternyata sambungan tali antara tali utama dengan tali penarik itu tidak kuat hingga putus. Akibatnya, mereka tidak dapat mempertahankan keseimbangan dan jatuh terguling-guling ke bawah. Ada yang mendarat dengan pnggungnya, ada yang tertindih orang di depannya, ada juga yang tersambar tali hingga memar-memar. Peristiwa itu membuat remaja menjadi syok sehingga diputuskan untuk membatalkan aktivitas flying fox dan sebagai gantinya adalah menaiki tali menggunakan prusik.

Meskipun begitu, aktivitas outbond yang lain tetap dilaksanakan sesuai rencana. Dimulai terlambat satu jam dari jadwal, peserta berjalan menuruni bukit menuju pos pertama yaitu spiderweb. Ada jalinan tali yang menyerupai jaring laba-laba. Tugas para remaja adalah menerobos tali tersebut tanpa menyentuh talinya. Untuk itu diperlukan perencanaan dan kerjasama kelompok.

Pada pos kedua, para remaja diajak melintasi sungai kering menggunakan tali. Panitia sudah mementangkan tali melintasi sungai. Tugas para remaja adalah bergelayutan pada tali supaya sampai di seberang.Pos ketiga relatif ringan. Tugas mereka adalah melemparkan balon berisi air kemudian mendudukinya hingga pecah. Setelah itu mereka mendaki bukit kembali untuk menuju pos keempat. Di sini sebenarnya akan diadalah aktivitas flying fox, tetapi kemudian diganti dengan naik tali menggunakan prusik. Pada pos terakhir, peserta diajak kembali bekerja sama untuk mengambil air dari dalam kolam air menggunakan ember untuk dituangkan ke wadah lain. Namun ini tidak mudah karena ember tersebut diikat dengan tali yang ujung-ujugnya dipengang oleh peserta.

Karena dimulai terlambat, maka sampai dengan pukul 13.00 aktivitas outbond belum selesai. Padahal menurut ketentuan hotel, kami harus checkout paling lambat pukul 14.00. Maka dengan sangat menyesal, panitia akhirnya menghentikan kegiatan outbond ini meskipun ada beberapa kelompok yang belum menyelesaikan semua pos.

Setelah makan siang dan berkemas-kemas, maka pada pukul 3 sore, rombongan remaja GKI Klaten berangkat pulang menggunakan satu bis dan satu mobil gereja L-300.

Baca Tulisan lainnya di blog Purnawan Kristanto [http://purnawan-kristanto.blogspot.com
]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *