Posted on

Ada seorang pria yang selalu memohon segala sesuatu pada Tuhan. Suatu hari, Tuhan berkata padanya: “Aku akan mengabulkan tiga permohonanmu. Tapi setelah itu jangan minta lagi.”

“Tuhan aku ingin Engkau mengambil istriku. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku tidak bisa hidup lagi bersamanya,” katanya.

“Baik, “ jawab Tuhan, “Terjadilah seperti yang kau minta.” Maka matilah isterinya.

Pada saat upacara penguburan, tiba-tiba pria ini berubah pikiran. “Tuhan, dulu istriku ini adalah wanita yang baik.  Selama dia hidup, aku tidak pernah menghargainya. Tuhan tolong hidupkan dia lagi.”

Tuhan menjawab, “Baik, permohonanmu yang kedua sudah terkabul.”

Sekarang tinggal satu permohonan lagi. Apa yang dia minta lagi? Dia bingung, lalu minta pertimbangan teman-temannya.

“Minta uang saja. Kalau kamu punya uang, kamu dapat memiliki apa saja.”

“Apa untungnya punya uang kalau kamu tidak sehat? Minta kesehatan saja.”

“Apa gunanya kesehatan jika suatu saat nanti kamu akan mati? Minta keabadian saja?”

“Apa gunanya keabadian jika kamu tidak seorang pun untuk dicintai? Mintalah cinta.”

Pria ini malah tambah bingung. Lima tahun, sepuluh tahun, limabelas tahun berlalu. Suatu hari Tuhan bertanya, “Kapan kamu akan menggunakan permohonan ketigamu?”

Pria ini tertawa kecut, “Tuhan saya ini bingung. Saya tidak tahu apa yang harus kuminta! Dapatkah Engkau katakan apa yang harus kuminta?”

Tuhan tertawa keras mendengar hal itu, “Mintalah untuk menjadi bahagia tanpa peduli seperti apa pun keadaanmu. Itulah rahasianya.”

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:18)

 

SMS from God: Kebahagiaan itu tidak berasal dari luar, tapi bersumber dari dalam