Posted on

“Itik se atellor, ajam se ngeremme. Itik yang bertelur, ayam yang mengerami. Seseorang yang bekerja keras, hasilnya dinikmati orang lain”

Apa arti PRI-Bahasa ini?
Itik atau bebek adalah hewan yang punya kebiasaan bertelur sembarangan. Di mana saja dorongan bertelur muncul, dia akan bertelur. Setelah itu itik akan pergi begitu saja. Dia terlihat tidak mempedulikan keturunannya. Beda dengan ayam. Ayam akan bertelur di sarangnya (Petarangan dalam bahasa Jawa). Setelah itu, ayam akan mengerami telurnya.
Mengapa itik kelihatan tidak peduli pada telurnya? Mengapa itik tidak mengerami telurnya? Apakah itik tidak peduli pada keberlangsungan ras-nya? Jawabannya adalah pada anatomi itik. Itik tidak punya sayap yang cukup lebar untuk menyelimuti seluruh telur sehingga tercipta kehangatan. Tanpa kehangatan yang memadai, mustahil telur bisa menetas. Itu sebabnya, ayam lalu berbaik hati mengerami telur-telur itik. Ayam tidak pernah menolak telur itik yang disorongkan ke dalam telur-telurnya.
Meskipun mengerami telur yang bukan berasal dari ras-nya, namun ayam tidak pernah menyombongkan jasa-jasanya. Dia tidak pernah menggembar-gemborkan jasa-sajanya. Apalagi sampai menyewa buzzer atau menggalang relawan untuk mendongkrak elektabilitasnya. Meskipun itik tidak pernah berterimakasih kepadanya, namun sang ayam juga merasa biasa saja tuh. Dia tidak pernah demo berjilid-jilid.
Ayam juga tidak pernah menuduh bebek sebagai hewan yang tidak beradab dan tidak bertanggungjawab. Mau enaknya kawin, tapi nggak mau ngurusi telurnya. Tidak. Ayam tidak mau mencampuri kebiasaan di komunitas bebek.
Cumak kadang manusia yang sok moralis itu lalu kepo dan suka mencampuri urusan PRIKEHEWANAN.
Dalam ukuran moral manusia, perilaku simbiosis antar hewan ini dianggap sebagai sebuah eksploitasi antar sesama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *