Posted on

“Kalau ada apa-apa pager saja.” Kalimat ini biasa diucapkan sambil menyerahkan kartu nama atau memberi nomor tertentu. Sebelum telepon seluler (ponsel) populer, orang banyak memanfaatkan jasa radio panggil alias pager untuk menerima pesan. Terutama saat ia sedang berada di luar rumah atau kantor. Dengan begitu kapan saja dan dimana saja dia tetap dapat dihubungi.

Untuk dapat menerima pesan, syarat yang harus dipenuhi adalah punya pesawat pager. Setelah itu mendaftarkan pada penyedia jasa radio panggil untuk mendapatkan nomor ID.

Jenis Pager

Saat ada seorang ingin mengirimkan pesan, ia menelepon operator di stasiun radio panggil. Dengan menyebut nomor ID pesawat pager yang dituju, ia juga memberikan isi pesan. Oleh operator, pesan itu dimasukkan dalam komputer untuk diolah dan dipancarkan lewat gelombang radio berfrekuensi tinggi.

Begitu pesan sampai, pesawat pager akan ber-reaksi. Ada dua jenis reaksi: Bisa berupa bunyi (‘thit…thit…thit’) atau getaran (vibrasi) yang dapat dirasakan oleh tubuh. Sedang isi pesan bisa berwujud suara atau tulisan. Itu tergantung jenis pager yang kita punyai.

Ada tiga jenis pesawat pager. Pertama, jenis nada dan suara (tone and voice). Pager ini bisa mengeluarkan pesan suara (manusia). Kedua, jenis alfanumerik yang menampilkan pesan berwujud huruf dan tulisan. Ketiga, jenis numerik yang hanya bisa mengeluarkan angka saja .

Ternyata dari ketiga jenis pager ini, alfa numerik-lah yang paling diminati konsumen Indonesia. Mengapa yang lain tidak begitu disukai? Menurut mereka, tipe pager nada dan suara kadang membuat risih pemiliknya. Bagaimana tidak risih, ketika sedang berbicara dengan relasi tiba-tiba mendapat pesan yang mesra dari kekasihnya? Padahal teman bicara kita bisa ikut menguping isi pesan itu.

Sedangkan pager yang numerik kurang disukai karena hanya menampilkan angka saja. Biasanya berupa nomor telepon. Harapannya, agar pemilik pager segera menelepon pengirim pesan. Celakanya, tidak mudah mencari telepon umum di negeri ini. Kalaupun ketemu, belum tentu dalam kondisi baik dapat dipergunakan.

Untuk pager alfa numenrik, tersedia beberapa pilihan. Tergantung pada kapasitas layar bacanya. Ada pager yang menampilkan pesan 1 baris saja. Ada yang 2 baris, ada pula 4 baris. Semakin banyak baris pesan yang bisa ditampilkan, semakin besar pesan yang dapat ditampung. Tetapi juga semakin mahal harganya. Karena itu, bagi konsumen yang tidak banyak menerima pesan, sebaiknya memilih yang satu atau dua baris saja. Selain sudah cukup memenuhi kebutuhan, harganya pun lebih murah.

“Ikuti Saya”

Setelah memilih dan membeli pesawat pager, selanjutnya mendaftarkan diri pada penyedia jasa radio panggil. Untuk mencari alamat-alamat bukan pekerjaan sulit karena diperkirakan ada 40-an yang aktif beroperasi di seluruh Indonesia. Tetapi karena banyaknya pilihan konsumen bisa malah bingung menentukan yang terbaik.

Langkah awal untuk memilih penyedia jasa radio adalah melihat wilayah jangkauan (coverage area). Mintalah peta jaringan kota-kota yang dilayani oleh penyedia jasa bersangkutan. Sebuah penyedia jasa dapat beroperasi secara lokal, regional dan nasional. Semakin luas jangkauannya, tentu saja semakin memudahkan komunikasi kita. Tetapi iuran bulanannya biasanya juga lebih mahal.

Untuk layanan nasional, kita mesti lebih jeli lagi mengamati. Tiap-tiap perusahaan menawarkan jenis layanan jasa yang berbeda. Ada yang memberi layanan nasional interlokal, ada pula yang nasional non-interlokal. Apa maksudnya ini?

Layanan nasional interlokal masih membebani pengirim pesan dari luar kota dengan pulsa interlokal. Misalnya ada seorang pengusaha, pak Tanto namanya. Ia terdaftar sebagai pemilik pager di Jogja. Bila relasi bisnisnya yang di Jakarta ingin mem-pager pak Tanto, si pengirim pesan itu harus menelepon operator di Jogja.

Tips Merawat Pager

· Usahakan agar tidak menekan layar baca secara berlebihan.

· Hindari meletakkan pager di tempat panas atau terkena sinar matahari langsung

· Agar tidak jatuh, hindari menyetel dengan nada panggil getar ketika meletakkan di mejaLain lagi bila layanan itu non-interlokal. Si pengirim pesan bisa menelepon stasiun operator terdekat dengan pula lokal. Selanjutnya, stasiun operator ini yang akan meneruskan pesan ke kota tujuan. Dalam hal ilustrasi di atas, relasi Jakarta cukup menelepon operator di Jakarta.

Perusahaan yang beroperasi secara nasional biasanya memberikan layanan Follow Me. Layanan ini juga perlu diperjelas statusnya, apakah otomatis atau tidak. Secara harafiah, follow me berarti “ikuti saya.” Maksudnya ke kota mana pun pemilik pager pergi, pesan bisa tetap diterima. Layanan follow me yang tidak otomatis mewajiban pemilik pager untuk melaporkan kepergian dan kota tujuannya. Dengan begitu, stasiun operator dapat mengalihkan pesan ke kota tujuan. Sedangkan layanan follow me yang otomatis akan mengirimkan pesan ke mana pun pemiliknya pergi.

Langkah selanjutnya adalah mencermati senstivitas atau kepekaan pager. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia pernah menguji senitivitas pager terhadap 10 penyedia jasa radio panggil. Pengujian dilakukan dengan menghitung selisih waktu antara “waktu pesan dikirim” dan “waktu pesan diterima.” Dari hasil pengujian, 7 penyedia jasa dinyatakan baik karena mengirim pesan kurang dari satu menit. Sedangkan satu stasiun dinyatakan cukup dan sisanya (dua buah) dinyatakan buruk.

Pesan Tak Sampai

“Saya pengguna jasa pager E. Sudah berkali-kali saya dikecewakan. Berita yang saya kirim tidak sampai-sampai. Demikian pula, berita yang dikirim orang lain kepada saya tdai masuk-masuk.” Demikian keluhan seorang pelanggan. Keluhan lain yang sering disampaikan, terdapat kesalahan ketik. Hal ini bisa merugikan konsumen. Misalnya ada berita: “Rapat pukul 13.00 Wib.” Karena psan tak masuk, akibat dia tidak bisa mengikuti rapat. Atau karena salah menulis angka, pesan menjadi:“Rapat pukul 17.00 Wib,” akibatnya pemiliknya terlambat ikut rapat.

Ada beberapa sebab mengapa pesan tidak sampai. Sebab pertama adalah hambatan alam. Lokasi yang berbukit atau gunung dapat mengalangi pancaran gelombang radio. Cuaca yang buruk juga bisa mengganggu gelombang. Sebab kedua dalah gangguan perkotaan. Pemilik yang bermobil dengan kecepatan tinggi akan mengganggu penerimaan pesan. Gedung-gedung yang berkonstruksi kokoh juga menyulitkan gelombang radio untuk menghantarkan pesannya. Sebab ketiga adalah gangguan gelombang lain. Gelombang elektromagnetik yang dipancarakan oleh pesawat TV dan komputer dapat mengganggu gelombang pager. Demikian juga komunikasi radio di bandara.

Sebab yang lain adalah kualitas pesawat pager itu sendiri. Biasanya penyedia jasa menganjurkan pelanggannya untuk memeriksakan pesawat pagernya setiap enam bulan sekali. Selain itu juga disarankan merawat dengan hati-hati supaya pesawat pager itu tetap prima.

Baca Tulisan lainnya di blog Purnawan Kristanto [http://purnawan-kristanto.blogspot.com
]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *