Posted on

Bulan Agustus 2005, aku punya kesempatan bertemu dengan teman-teman sesama penulis di Jakarta. Mereka tergabung dalam milisk Komunitas Penjunan. Kesan pertama yang kudapat dari pertemuan itu adalah KEHANGATAN
teman-teman [maklum duduknya berdempet-dempetan, sehingga bisa merasakan kehangatan tubuh orang lain]. But honestly, kehangatan pertama aku dapat saat bertemu bung Darsum untuk pertama kali di hotel Capitol. Meski baru berjumpa dalam hitungan menit, tapi rasanya sudah mengenal beliau lama sekali. Selama perjalanan di dalam mobil, kami dapat ngobrol dengan santai, tanpa hambatan komunikasi sama sekali. bahkan kadangkala disertai dengan guyonan.
Sesampai di Bentara Budaya, kami langsung ketemu dengan pak Khun. Pada mulanya sih pak Khun kelihatan “jaim” begitu. penampilannya dibuat se-cool mungkin. [Tapi begitu diskusi di apartemen Semanggi mulai menghangat, jurus-jurus kepenulisan dan ilmu-ilmu penerbitan meluncur deras dari lidah pak Khun].
Selebritis hari itu Denmas Arie Saptajie belum muncul. Kami menunggu sambil makan gudeg [Setinggi-tinggi orang Jogja terbang, makannya gudeg juga…he 3x]. Setengah jam kemudian, denmas Marto datang. Kali ini dengan penampilan baru, Rambutnya dipotong cepak, sehingga uban-ubannya kelihatan semakin jelas.

Sekitar pukul tiga sore acara dimulai. Namun ternyata didahului dengan kopi darat anggota milis Gramedia Pustaka Utama. Yang menarik, semua anggota milis GPU yang hadir berkelamin perempuan. Kami berlima (aku, pak Khun, bung Darsum, Denmas Arie dan bung Joni) menjadi pria-pria penyegar di sana. Aku berucap: “Kita ini adalah penyamun di sarang perawan.”
Jumpa darat milis menyita waktu cukup banyak. Meski merasa bosan sedikit, tetapi setidaknya aku dapat mengetahui para pengaran-pengarang teenlit dan chiklit yang diterbitkan Gramedia. Yang bikin ngiri adalah kehadiran penulis yang usianya di bawah 10 tahun. Gile bener…..!!!
Selama acara berlangsung, teman-teman Penjunan mulai bermunculan. Mbak Ning muncul, disusul oleh Eman, kemudian pak Gunawan Setiadi, Maya dan Steve Hadi Pratama (anggota milis Fornape).
Usai acara di Bentara Budaya, kami menunggu selebritis kita, denmas Arie yang sedang melayani permintaan tanda tangan dari pembeli bukunya. Setelah itu, rombongan dibagi menjadi tiga kloter, kemudian terbang ke apartemen Semanggi. Di sana sudah menunggu bung Gurgur dan kak Tio.
Sambil menunggu Ito Ita yang dalam perjalanan turun gunung, kami memulai pertemuan di lobby apartemen. Acara dimulai oleh bung Darsum, lalu dilanjutkan dengan perkenalan masing-masing peserta pertemuan.
Tak berapa lama, Ito Ita datang. Kami pun eksodus ke lantai 7 untuk melanjutkan diskusi.
Pada mulanya tema pembicaraan agak ‘ngalor-ngidul’, tapi lama-kelamaan mengerucut juga pada satu tema, yaitu pentingnya “menggarami dunia ini”.
Sebagai anak Tuhan yang dipanggil Tuhan untuk melayani Tuhan lewat tulisan, kita semestinya menjangkau wilayah-wilayah yang belum mendengar Injil Kristus.
Dalam diskusi ini, peserta diskusi membagikan informasi yang sangat menarik. Pokoknya yang tidak datang pada pertemuan itu pasti rugi. Begitu asyik kami berdiskusi, sehingga tak sadar kalau hari sudah merambat malam.
Pada kesempatan ini saya ingin memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada teman-teman yang hadir:
Bung Darsum: Tks untuk sambutannya yang hangat dan yang sudah menjemput serta menghantar saya. Txs juga untuk fried chicken dan french friesnya.
Pak Khun: yang sudah membagikan ilmu kepenulisan dan info penerbitan.
Okta Wiguna: yang sudah berbagi pengalaman kepenulisan.
Bung Gurgur: yang berbicara dengan antusiasme. Semangat itu ternyata dapat menular pada orang lain.
Ito Ita : yang sudah menyediakan tempat, minum dan menutup dengan doa.
Pak Gunawan: untuk tumpangannya dan kehadirannya yang jauh-jauh dari Cibinong
Denmas Marto, Maya, Camelia, Joni, Tio: yang sudah berbagi pengalaman informasi dan telah menjadi pendengar yang baik.
Saya hanya mengingatkan pada komitmen yang “diikrarkan” dalam pertemuan itu,
yaitu untuk membuat kehidupan milis ini menjadi semakin hidup. Saya mulai merasakan komitmen ini sudah mulai diwujudkan oleh teman-teman. Terimakasih banyak untuk hal ini.
Saya masih punya impian untuk mendengarkan sharing teman-teman di Jawa Timur. Ada banyak penulis-penulis hebat di sana. Ada kak Fanni, ada bu Martha, ada bung Jojo, ada Ellen, ada David dan masih banyak lagi. Pasti asyik tuh mendengar kisah kepenulisan mereka. Ayo dong, bikin pertemuan darat.

Baca Tulisan lainnya di blog Purnawan Kristanto [http://purnawan-kristanto.blogspot.com
]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *