Posted on

Seorang warga desa mendatangi posko Gerakan Kemanusiaan Indonesia, di Pesu, Klaten. Kepada pelaksana
rekonstruksi dia mengutarakan maksudnya untuk meminta bantuan pembangunan satu unit lagi bagi
anaknya.

Koordinator proyek menolak permintaannya karena menurut peraturan, anaknya tidak berhak menerima
bantuan.

Tapi Bapak itu tidak putus asa. Dengan terang-terangan dia menawarkam sejumlah uang untuk
koordinator itu, supaya meluluskan permintannya.Dia berusaha menyuap. Tapi sekali lagi, permintaan
itu ditolak dengan tegas oleh sang koordinator.

Bapak ini akhirnya pulang dengan tangan hampa.

Kalau dipikir-pikir, lucu juga kejadian itu. Namanya juga bantuan, tanpa diiming-imingi akan diberi
uang pun, bantuan itu sebenarnya akan dibeikan jikalau dia memang berhak menerimanya. Nah, kalau
korban menawarkan uang kepada pemberi bantuan, lalu apa artinya memberikan bantuan. Logikanya sudah
terbalik-balik!

Baca Tulisan lainnya di blog Purnawan Kristanto [http://purnawan-kristanto.blogspot.com
]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *