Posted on

Gereja Katolik Polandia menggelar Hari Doa nasional bagi pengemudi negara itu sebagai upaya untuk menggunakan semangat Kristen dalam meredam kemarahan di jalanan. Gereja juga menyelenggarakan dua hari retret bagi para pengemudi. Dalam retret itu mereka dapat merefleksikan sikap mereka ketika berada di belakang kemudi.

Cara mengemudi yang agresif dan buruk berkontribusi signifikan pada tingkat kematian yang tinggi di jalan-jalan Polandia, yang merupakan salah satu yang terburuk di negara maju. “Banyak di antara kami berperilaku seperti orang tidak percaya ketika sedang mengemudi,” kata Pastor Marian Midura, penyelenggara hari doa itu. “Meski kami menggantung rosario, membawa gambar orang-orang kudus di dalam mobil, kami tetap tidak menghormati pengemudi lain.”

“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Matius 5:37)

Yesus menghendaki kita memiliki integritas. Integritas itu artinya “utuh.”  Antara pikiran, ucapan dan tindakan menjadi satu kesatuan yang utuh. Jika di gereja, kita diajar untuk “saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat” (Rm 12:10), itu artinya di jalan pun ajaran ini juga berlaku.

Jalan raya adalah tempat yang berbahaya. Ada banyak orang kehilangan nyawa di jalan. Sebagai orang Kristen, kita harus mengembangkan sikap yang bertanggungjawab. Tidak mengemudi ugal-ugalan, taat aturan, dan santun berkendara. Itu adalah aplikasi dari perintah “mengasihi” dan ‘memberi hormat” [Purnawan].

 

SMS from God: Orang yang santun di gereja, mestinya juga santun ketika ada di jalan.