Posted on

Sopir taksi di Vietnam diserang penumpangnya karena tak mau jalan terus saat lampu merah. Yang ironis, penumpangnya adalah Mayor Bui Minh Thang, orang nomor dua di divisi lalu lintas kepolisian provinsi Hau Giang, Vietnam. Ketika sopir itu tetap berhenti, Thang merebut kendali setir, mengancam akan menembaknya, dan menyerangnya menggunakan sabuk.

Kebetulan insiden itu terjadi di depan kantor polisi di kota Can Tho sehingga keduanya diminta masuk untuk ditanyai. Ceritanya belum berakhir karena Thang juga mengancam polisi yang memeriksa dan meminta seorang polisi untuk berlutut dan minta maaf. Usut punya usut, ternyata Thang mabuk berat setelah minum anggur dan bir sebelum naik taksi (harian Tuoi Tre).

“Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.” (Lukas 22:26)

Pemimpin itu posisi atau mandat? Banyak orang masih memahami pemimpin adalah orang yang berposisi lebih tinggi daripada orang lain. Itu sebabnya, ketika menjabat sebagai pemimpin maka mereka meminta keistimewaan dan hak khusus. Maka muncul istilah VIP (Very Important Person), sebuah layanan khusus yang diberikan kepada pemimpin. Ada konvoi khusus yang dikawal oleh mobil polisi jika pemimpin pergi jauh. Mereka boleh melanggar aturan lalu lintas.

Yesus membalikkan paradigma ini. Menurut Yesus, pemimpin adalah seorang pelayan. Pemimpin adalah sebuah mandat untuk melayani pengikutnya. Seorang pemimpin adalah orang memberikan diri untuk menyejahterakan pengikutnya. Kalau perlu mengurbankan diri demi pengikutnya [purnawan].

SMS from God: Menjadi pemimpin berarti harus siap untuk merendahkan diri dan melayani para pengikutnya.